Sementara untuk Angklung dari Jawa Barat berhasil dipertemukan oleh musisi Dwiki Dharmawan bersama dengan alat musik modern membawakan harmonisasi Jazz Fusion.
"Bangga dan punya tantangan tersendiri saat itu semua dipercayakan kepada saya sebagai musisi yang selalu berkolaborasi dengan musik etnik dari tiap bangsa kali ini ada dua alat musik gesek yaitu kecapi Makassar dan angklung dengan bunyi-bunyian yang khas," jelas Dwiki didampingi sang isteri Ita Purnamasari saat ditemui redaksi Kabarindo beberapa waktu lalu.
Anda pun bisa menemui miniatur kedua alat musik tersebut.
Dari musik kecapi Makassar kita mengenal sinrilik yang mulai dikenal orang sekitar tahun 1545. Saat itu Raja Gowa ke-10, Tumapa’risi Kalonna, membuat sebuah perjanjian dengan Raja Bone, Laulio Bottoe. Kurang jelas memang perjanjian macam apa itu, namun H. Sirajuddin yang juga seniman sinrilik ini meyakini sekitar abad ke-16 itulah pertama kalinya sinrilik tampil sebagai kesenian kerajaan.
Adalah seorang ahli bahasa bernama B.F. Matthes yang diyakini sejumlah ahli sebagai orang pertama yang berjasa mencatat sinrilik dalam teks tertulis. Dalam sebuah buku berjudul Makassaarsche Chrestomathie, yang ia terbitkan pada 1860, Matthes telah mentranskrip dan menerjemahkan sinrilik I Datu Museng dan juga sinrilik Kappalak Tallumbatua. Dari catatan Matthes inilah sinrilik dikenal banyak orang.
Membanggakan......!
Posting Komentar